Dikira Produk Luar, Toko Kue Terkenal Ini 'Made In Indonesia'

Dikira Produk Luar, Toko Kue Terkenal Ini ‘Made In Indonesia’

Read Time:2 Minute, 31 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Nama The Harvest sebagai toko kue memang sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia. Setiap ada ulang tahun atau hajatan seremonial lainnya, pasti mayoritas kue dibeli dari Harvest.

Rasa yang enak dan beragam, varian yang banyak, kue yang selalu segar, dan mudah didapat menjadi alasan orang membelinya. Meski kelebihan tersebut semua harus dibayar dengan harga yang cukup mahal. Tapi, itu sepadan.

Mengusung sebagai toko kue dengan gaya Eropa, tak sedikit orang yang menganggap Harvest bukan buatan Indonesia. Tapi kenyataannya itu salah. Panen sebenarnya dibuat dan berasal dari dalam negeri berkat tangan dingin Lal de Silva.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Harvest didirikan olehnya pada tahun 2004. Pendiriannya tidak terlepas dari kiprah Silva sebagai mantan pastry chef di berbagai hotel di seluruh dunia sejak lama. Dalam sebuah wawancara dengan Global Business Guide Indonesia, dia mengatakan bahwa pengalaman hotelnya yang membuatnya berani membuka toko kue dan kue di Indonesia bernama The Harvest. Cabang pertamanya ada di Senopati.

Silva memulai Harvest dengan 23 karyawan dan modal Rp 450 juta. Pria kelahiran Sri Lanka ini menuturkan, fokusnya saat itu bukan hanya soal uang, tapi lebih pada mempraktekkan kue sebagai karya seni (Arsip Kompas, 30 Mei 2008).

Dia berusaha untuk mempekerjakan orang-orang profesional dan menggunakan bahan-bahan terbaik yang semuanya bersumber secara internasional. Tak hanya itu, riset produk juga dilakukan dengan standar tinggi untuk menciptakan sebuah karya seni dalam sebuah kue.

Hal ini awalnya dilakukan untuk mewujudkan Harvest sebagai penyedia kue-kue ala Eropa untuk masyarakat. Orang Indonesia yang suka dan cukup cerewet terhadap produk makanan baru, terutama yang berbau asing, bisa dibilang seperti Harvest. Dan bagi perusahaan, ini tentunya merupakan peluang besar.

Tak heran, dalam waktu kurang dari lima tahun Harvest sudah memiliki banyak outlet dan karyawan. Outlet itu seperti virus, menyebar dengan cepat ke seluruh Jakarta. Pegawai yang semula 23 disulap menjadi 300-an. Dan dalam satu dekade, Harvest sudah memiliki belasan outlet dan ribuan karyawan.

Kesuksesan Harvest juga diraih oleh keberhasilan Silva dalam menggabungkan citra merek dan kualitas layanan.

Dalam penelitian “Pengaruh Brand Image dan Service Quality Terhadap Minat Beli Konsumen The Harvest”, disebutkan bahwa produk inovatif dan variatif yang ditawarkan oleh Harvest, ditambah dengan keberhasilan memadukan desain toko dan kue yang menarik, membuat konsumen tertarik untuk mencarinya. mengetahui lebih banyak tentang produk mereka.

Tentu saja kalangan atas yang sejak awal menjadi target pasar Harvest langsung membelinya untuk mencobanya daripada dihantui rasa penasaran akan kue tersebut. Ketika mereka sudah membeli dan mencicipinya, barulah mereka percaya bahwa Harvest adalah kue terbaik, meski lagi-lagi sepadan dengan harga yang dibayarkan.

Menurut situs resminya, dalam hampir 2 dekade, Harvest tahun ini sudah memiliki 91 outlet di kota besar dan kecil di seluruh Indonesia. Tak heran jika Harvest sendiri berani mengklaim sebagai market leader dunia kue di Indonesia.

Kini The Harvest Cake berada di bawah naungan PT. Mount Scopus Indonesia yang juga menaungi produk kue dan restoran lainnya, seperti Cheese Cake Factory, Negev dan Balboni.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Kunci ‘Sakral’ Kesuksesan Orang Minang, Wajib Ditiru Banyak Orang!

(mfa/sef)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Nokia G42 announced with Snapdragon 480+ and 50MP main cam Previous post Nokia G42 announced with Snapdragon 480+ and 50MP main cam
Razer announces Moray in-ear monitor for streamers Next post Razer announces Moray in-ear monitor for streamers