Fenomena Orang Kaya Pura-Pura Miskin Demi Kampus Favorit

Fenomena Orang Kaya Pura-Pura Miskin Demi Kampus Favorit

Read Time:3 Minute, 23 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Diterima di kampus favorit tentu menjadi impian semua orang. Namun, tidak semua orang bisa masuk ke kampus favorit impiannya.

Sulitnya ujian ditambah ketatnya persaingan membuat siapapun harus bekerja ekstra keras untuk meraihnya. Mendapatkan satu kursi membuat siapa pun yang lolos menjadi yang terbaik dan terpilih.

Maka, jangan heran jika seseorang yang dinyatakan lolos seleksi pasti akan merayakannya dengan penuh suka cita. Namun, apakah ada cara lain untuk mencapainya?

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Jawabannya ada. Anda hanya perlu menyiapkan uang untuk melakukan suap dan penipuan, seperti yang dilakukan orang kaya di Amerika Serikat (AS) pada 2019 lalu.

Tindakan yang tidak terpuji oleh orang kaya termasuk skandal besar di dunia pendidikan yang disebut Varsity Blues Scandal. Bahkan, Netflix sempat membuat film dokumenter khusus tentang kasus ini.

Bisnis Ilegal

Richard Farnum The High Status Track: Studies of Elite Schools and Stratification (1991) menjelaskan bahwa masuk ke perguruan tinggi, terutama kampus elit, bergantung pada kinerja skolastik atau pencapaian profil tinggi lainnya oleh calon mahasiswa. Pada hakikatnya perguruan tinggi terbaik pasti akan diisi oleh mahasiswa yang memang berprestasi.

Perguruan tinggi elit yang dimaksud adalah kampus yang tergolong Ivy League. Ini termasuk Universitas Princeton, Universitas Brown, Universitas Columbia, Universitas Cornell, Universitas Dartmouth, Universitas Harvard, Universitas Pennsylvania, dan Universitas Yale.

Seluruh kampus, lapor The Atlantic, adalah favorit orang-orang di seluruh dunia. Namun menjadi mahasiswa membutuhkan perjuangan yang berat karena kenyataannya mereka hanya menerima beberapa mahasiswa baru setiap tahunnya. Atas dasar itu, terjadi persaingan yang ketat dan memunculkan bisnis haram, termasuk yang diketahui dunia dilakukan oleh William Rick Singer.

Mengutip CNN International, Singer awalnya berprofesi sebagai olahragawan. Ketika bisnis bimbingan belajar dan konsultan pendidikan untuk persiapan memasuki kampus elit mulai berkembang, Singer pun ingin menjajal bisnis ini pada tahun 2011. Kemudian, lahirlah identitas baru: Rick Singer, sang konsultan pendidikan.

Saat membuka usaha ini pada 2011, sejak saat itu penipuan pun dimulai. Dalam kronologi yang dipaparkan New York Times, Singer awalnya merekrut orang tua untuk ikut berdiskusi dan anak-anak mereka diberi kesempatan untuk belajar. Harganya US$ 1.500-2.000 dalam periode satu tahun.

Untuk membangun kepercayaan dan reputasi, ia mencoba berkenalan dengan pejabat lembaga pendidikan dan tokoh pendidikan. Dari sini ia mendapat pengetahuan tentang seluk beluk dunia pendidikan.

Alhasil, Singer mampu menjadi pendengar dan penasehat yang baik saat orang tua bingung memilih kampus yang tepat untuk anaknya. Intriknya tidak berhenti di situ. Saat proses penerimaan berlangsung, disinilah ‘permainan’ dimulai.

Dalam laporan Wall Street Journal, Singer mengatur siswa untuk berbohong sambil menyiapkan dokumen. Ia meminta siswa berpura-pura miskin dan bodoh di depan psikolog, agar bisa dinyatakan memiliki kualifikasi akademik rendah.

Hal ini bertujuan untuk memperpanjang waktu ujian. Kemudian untuk para orang tua, ia juga meminta agar mereka mengatur surat domisili palsu agar lokasi ujian anaknya berada di bawah pengawasan penuh Singer.

Tak hanya itu, Singer juga berusaha menyusun portofolio prestasi dengan kebohongan yang baik. Dia meminta siswa untuk berpura-pura sedang berlatih olahraga atau kegiatan seni meskipun dia tidak pernah melakukannya. Dia kemudian memotretnya untuk diedit di Photoshop agar portofolionya lebih luar biasa.

Semua upaya ini memang membuahkan hasil. Putra mereka berhasil diterima di kampus elit impiannya. Namun, kebohongan itu akhirnya terungkap.

Pada Maret 2019, FBI menangkap Singer atas penipuan tersebut. Kasus ini berujung pada terungkapnya nama-nama klien Singer yang ternyata adalah orang-orang kaya dari seluruh dunia.

Dari China, bos perusahaan narkotika, Zao Tao, diketahui menghabiskan US$ 6,5 juta untuk membayar upaya penipuan agar putranya lulus Universitas Stanford. Lalu di AS sendiri ada nama-nama tenar yang terjerat.

Mereka adalah aktris Felicity Huffman dan desainer Lori Lughlin. Huffman diketahui memberikan US$ 15.000 kepada Singer untuk mendongkrak nilai ujian anaknya yang berada di bawah nilai minimal. Sementara itu, Lughlin membayar US$500.000 agar kedua putrinya diterima di University of Southern California.

Semua nama yang terjerat akhirnya didakwa bersalah. Anak mereka terpaksa menanggung malu, dan dikeluarkan dari kampus.

Tercatat, selain tiga orang ternama di atas, ada 50 klien yang juga mengalami nasib yang sama. Fortune mengatakan, dari bisnisnya ini ia mendapat untung US$ 15 juta atau setara Rp. 225 miliar.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
All iPhone 15 models rumored to get larger batteries Previous post All iPhone 15 models rumored to get larger batteries
It's official: Xiaomi Mix Fold 3 arrives in August with Leica cameras Next post It’s official: Xiaomi Mix Fold 3 arrives in August with Leica cameras