
Kisah Pilu Bos Rokok Sampoerna Sampai Nemu Angka Keramat 9
Jakarta, CNBC Indonesia – Banyaknya pemberontakan, kemiskinan dan korupsi membuat Liem Seeng Tee direnggut ayahnya dari Fujian, China. Saat itu sekitar tahun 1900 usianya masih 7 tahun dan harus diombang-ambingkan ganasnya gelombang Laut Cina Selatan selama berhari-hari.
Beruntung ia tiba dengan selamat di Hindia Belanda tepatnya di kota Surabaya. Dari situ, Liem bersama ayah dan adiknya yang berusia 6 tahun memulai hidup baru. Sayangnya, enam bulan setelah mendarat, ayahnya meninggal karena kolera.
Setelah itu, Liem dan adiknya tinggal berdua. Beruntung, menurut buku The Sampoerna Legacy (2017), ada keluarga asal Hokkian di Bojonegoro yang mau menampung keluarga Liem. Dari Bojonegoro, ia kemudian menata hidup baru dengan berjualan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Ia berjualan kecap, arang, dan sarung di kereta api Jakarta-Surabaya hingga usia 19 tahun. Di usianya itu, atau tepat di tahun 1912, ia bertemu dan kemudian menikah dengan Siem Tjiang Nio. Pernikahan itu mengubah hidup Liem. Istrinya memaksa Liem berhenti berjualan pedagang asongan dan mendorongnya menjadi pembuat rokok dan pelinting di sebuah pabrik di Lamongan.
Liem menurut dan menjalani profesi baru selama enam bulan. Setelah itu, ia keluar dan mendirikan pabrik rokok sendiri bernama Handel Maatschappij Leim Seeng Tee pada tahun 1913. Usaha tersebut kemudian berganti nama menjadi Handel Maatschappij Sampoerna.
Produk andalan Sampoerna adalah Djie Sam Soe. Nama Djie Sam Soe diambil dari pengucapan angka “2 3 4” dalam bahasa Tionghoa. Karena enak dihisap, Djie Sam Soe langsung laris manis di pasaran.
Karena permintaan yang tinggi, Sampoerna menarik ribuan karyawan untuk melinting rokok. Masa kejayaan Sampoerna baru terjadi pada tahun 1940 ketika berhasil memproduksi 3 juta batang rokok per minggu.
Menariknya, kemuliaan ini bukan hanya perhitungan komposisi tembakau yang tepat, tetapi juga kepercayaan pada filosofi dan numerologi Tiongkok. Seperti orang Tionghoa pada umumnya, Liem Seeng Tee masih sangat percaya dengan dua hal tersebut. Baginya, angka 9 dipercaya sebagai simbol keberuntungan.
Dan hal itu ia terapkan pada bisnis Sampoerna yang terbukti berhasil. Filosofi dan numerologi yang dimaksud adalah kepercayaan terhadap angka “9”.
Mengutip Numerologi Tionghoa, angka 9 bersama dengan 2, 8, dan 6 dipercaya oleh masyarakat Tionghoa membawa keberuntungan. Jadi, mereka biasa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk yang dilakukan Liem Seeng Tee.
Lalu, dimana bukti kepercayaan Liem terhadap angka “9”?
Pertama-tama dapat dilihat dari nama usaha “Sampoerna”. Jika dibedah, kata tersebut memiliki total 9 huruf. Lalu pada Djie Sam Soe 234 batang rokok angka 2, 3 dan 4 jika dijumlahkan hasilnya sama dengan 9. Pada desain kemasan Djie Sam Soe juga terdapat 9 bintang.
Tak berhenti disitu, saat membeli rumah pun ia mencari rumah nomor 9. Kemudian, ia membeli rumah di Jl. Ngaglik No. 9. Ketika keluar dari penjara Jepang pada tahun 1945, Liem berinisiatif memilih tanggal 27 Agustus sebagai perayaan ulang tahun Sampoerna.
Masih mengutip The Sampoerna Legacy, angka 27 jika 2+7 dijumlahkan, hasilnya 9. Lima puluh tahun kemudian, pada tahun 1990, ketika Sampoerna melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta, semuanya dipadatkan. dengan angka 9.
Saat itu, Sampoerna menjual 27 juta saham per saham dengan harga Rp 12.600. Angka-angka ini adalah ‘2+7’ dan ‘1+2+6’ jika totalnya sama dengan 9. Kepercayaan terhadap angka keramat ini juga menurun di antara anak-anak pada generasi berikutnya.
Saat menyusun kaidah filosofi dan budaya perusahaan, salah satu keturunannya bernama Putera Sampoerna menyusun 9 langkah kerja yang menjadi pedoman bagi perusahaan dan karyawannya.
Jika dilihat secara logika, maka kepercayaan ini termasuk pseudosains karena tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Meski begitu, inilah ciri khas keturunan Tionghoa dalam berakting: selalu melibatkan hal-hal filosofis dan numerologis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks Sampoerna, perpaduan antara tembakau terbaik dan hal-hal filosofis berhasil menjadikannya raja rokok Indonesia paling legendaris.
[Gambas:Video CNBC]
(mfa/mfa)