Kisah Pilu Pendiri Sampoerna Pernah Hidup Sangat Susah

Kisah Pilu Pendiri Sampoerna Pernah Hidup Sangat Susah

Read Time:3 Minute, 13 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah masa muda Liem Seeng Tee, pendiri perusahaan rokok Sampoerna sekaligus raja rokok RI. Sejak kecil, Liem hidup dengan penderitaan.

Saat mendapatkan kekasih, Siem Tjiang Nio, yang dinikahinya pada 1912. Kehidupan awal pasangan muda ini tidaklah gampang. Mereka harus tinggal di rumah bedeng di bawah jembatan, di Gang Gembong. 

Siem awalnya tidak menyetuji menikah dengan Seeng Tee karena tidak berpendidikan dan tidak memiliki pekerjaan tetap, termasuk tidak berasal dari keluarga terpandang. Namun, pada akhirnya mereka berani menikah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Tjiang Nio menjadi teman bekerja Seeng Tee untuk mencampur dan melinting rokok. Atas desakan istrinya, Seeng Tee beralih profesi menjadi peracik di sebuah pabrik rokok kecil di Lamongan, Jawa Timur. Inilah awal perkenalan Seeng Tee dengan usaha rokok Jawa Timur. 

Tjiang Nio yang hemat pernah berkomentar bahwa dia senang dengan atap jerami mereka daripada yang lebih mahal dari ubin (dan anti bocor). Tjiang Nio juga giat berjualan kue di depan rumahnya di bawah terpal yang dibongkar setiap malam.

Selama enam bulan pertama pernikahan mereka, Liem Seeng Tee dan Tjiang Nio bekerja keras dan hidup hemat sehingga Liem Seeng Tee berhenti dari pekerjaannya di pabrik rokok. Dengan tabungannya, mereka menyewa sebuah warung kecil di kota tua Surabaya, di Jalan Cantian Pojok, yang mereka penuhi dengan sembako dan hasil tembakau.

Selain warung perbekalan, Liem Seeng Tee kembali menjadi penjual sepeda keliling. Namun alih-alih batu bara, ia menjajakan produk tembakaunya dari toples kaca, baik ke pengecer maupun grosir.

Pada tahun 1913, usaha kecil tersebut didirikan dengan nama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee

Pada tahun 1914, pembangunan jembatan baru dimulai dan jalan memutar membawa lalu lintas yang padat di depan kios perbekalan. Alhasil, bisnis tersebut berkembang pesat, dan meskipun sebagian atap jerami mulai membusuk dan runtuh selama musim hujan, Liem Seeng Tee tetap merawatnya dengan penyangga bambu.

Seiring bertambahnya kekayaan mereka, begitu pula keluarga dengan kelahiran dua anak laki-laki, Swie Hwa pada tahun 1914 dan Swie Ling pada tahun 1915.

Namun, di awal tahun 1916, nasib baik mereka tampaknya goyah ketika api berkobar di gubuk-gubuk padat tempat mereka tinggal. Tjiang Nio sedang memanggang kuenya di tengah malam ketika dia mencium bau asap. Dia berlari ke atas, menarik putra-putranya ke tempat yang aman, dan menyaksikan api menghanguskan rumah dan semua harta benda mereka.

Tak gentar dengan kerugian mereka, keluarga Liem membangun kembali rumah mereka dengan bantuan teman-teman, dan dalam waktu seminggu, Tjiang Nio kembali berbisnis kue.

Segera setelah api menghancurkan rumah dan tabungan mereka, Liem Seeng Tee mengetahui bahwa seorang pedagang tembakau bangkrut dan perlu menjual berbagai campuran tembakau dalam jumlah besar. Tetapi Komisi Kebangkrutan menilai bahwa pembayaran tunai harus dilakukan pada akhir hari berikutnya.

Ketika Liem Seeng Tee kembali ke kios perbekalan malam itu, dia putus asa dan memberi tahu istrinya tentang kesempatan yang hilang. Mereka berbicara panjang lebar tentang hal itu, dan dia setuju itu memang kesempatan tapi bukan kesempatan yang terlewatkan.

Yang sangat mengejutkannya, dia meletakkan bangku di bawah atap yang kendur. Dengan berdiri di atas bangku, dia dapat menjangkau dan membuka penutup yang telah dia potong di sisi salah satu penyangga bambu. Tersembunyi di dalam bambu berongga itu lebih dari cukup uang untuk membeli tembakau.

Liem Seeng Tee tidak tahu bahwa istrinya yang pandai telah menabung uang dari hasil penjualan kue dan kiosnya, tetapi dia sangat gembira dan berterima kasih.

Sejak saat itu, bertentangan dengan praktik bisnis China pada saat itu, Liem Seeng Tee dan Tjiang Nio menikmati kemitraan yang unik, berbagi kendali formal dan hak suara yang sama dalam semua usaha bisnis mereka.

Perolehan campuran tembakau oleh Liem adalah awal dari kemakmuran mereka. Kios mereka semakin populer karena mereka menawarkan berbagai saus untuk dicampur dengan tembakau, yang digulung sendiri menjadi rokok kretek untuk setiap pelanggan. Hingga kini jadi rokok Sampoerna yang populer.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pentingnya Legalitas Usaha untuk Pengembangan UMKM


(mfa/mfa)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
SK hynix is now shipping its 24GB LPDDR5X DRAM, will debut on OnePlus Ace 2 Pro Previous post SK hynix is now shipping its 24GB LPDDR5X DRAM, will debut on OnePlus Ace 2 Pro
Jarang Orang Tahu Sosok di Balik Sukses Bung Hatta, Siapa? Next post Jarang Orang Tahu Sosok di Balik Sukses Bung Hatta, Siapa?