Konglomerat Raja Baja Dunia Ini Ternyata Mengais Rejeki di RI

Konglomerat Raja Baja Dunia Ini Ternyata Mengais Rejeki di RI

Read Time:2 Minute, 32 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu pengusaha terkenal Indonesia keturunan India mungkin adalah Sri Prakash Lohia. Pasalnya, ia merupakan orang terkaya ke-4 di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan US$ 7,3 miliar. Rezeki sebesar itu didapat berkat menjalankan bisnis petrokimia melalui Grup Indorama.

Selain Lohia juga ada orang India lain yang tidak terlalu dikenal namun memiliki pengaruh besar dan memiliki ikatan dengan Indonesia karena pernah tinggal di Indonesia. Salah satunya adalah Lakhsmi Narayan Mittal yang memiliki perusahaan baja terbesar di dunia, Arcelor Mittal.

Berkat bisnis bajanya, Mittal berada di posisi ke-94 sebagai orang terkaya di dunia dengan aset US$17,1 miliar. Meski kini posisinya lebih rendah, ia pernah masuk dalam peringkat teratas orang terkaya di India dan Asia pada tahun 2007. Bahkan, di tahun yang sama ia menduduki peringkat ke-3 orang terkaya di dunia.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Menariknya, pundi-pundi kekayaan yang ia dapatkan bukan dari tanah airnya, melainkan dari Indonesia.

Menurut Britannica, usahanya dimulai ketika ia dan keluarganya meninggalkan India untuk datang ke Surabaya pada tahun 1976. Kedatangannya ini terjadi setelah ia lulus dari St. Petersburg dengan jurusan bisnis dan akuntansi. Universitas Xavier. Setelah itu, dia ditugaskan untuk mengurus bisnis baja milik ayahnya, Mohanlal Mittal, agar bisa melebarkan sayap ke luar negeri. Dan dia tiba di Surabaya.

Sesampainya di Surabaya, pria yang lahir pada hari ini 73 tahun silam itu bergegas membangun pabrik pengolahan baja di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur. Nama pabriknya adalah PT Ispat Indo yang terletak di lahan bekas persawahan seluas 16,5 hektar dan didirikan pada tahun yang sama saat tiba di Indonesia

Melalui pabriknya ia memproduksi berbagai jenis wire rod dan carbon rod. Namun, titik balik usahanya adalah ketika ia merintis pembangunan pabrik terpadu dan penggunaan Direct Reduced Iron (DRI) sebagai pengganti besi tua yang merupakan bahan dasar pembuatan baja.

Apalagi menurut Zia Permata dalam Lakshmi Mittal’s Success Story (2007), berkat rintisan teknik baru dalam bisnis pabrik baja, perusahaan Mittal mampu terhubung dengan industri baja global. Bahkan, perseroan mampu menjalin kerja sama dengan industri baja global. Beberapa kali ia juga mengakuisisi perusahaan baja di negara lain.

Akibatnya, PT. Ispat Indo kemudian benar-benar menjadi pemain tunggal dalam bisnis baja, tidak hanya di Indonesia, Asia, tetapi dunia. Tercatat dalam kurun waktu 1-2 tahun sejak didirikan, PT. Ispat Indo berhasil mengekspor 70% produknya ke pasar Asia dan Asia Pasifik.

Hingga akhirnya pada tahun 2004, Mittal memilih untuk menggabungkan PT Ispat Indo ke dalam jaringan bisnis internasionalnya. Perusahaan baru tersebut kemudian diberi nama Mittal Steel Co. NV yang kemudian diubah menjadi Arcelor Mittal. Perusahaan ini kemudian menjadi penguasa industri baja dunia dengan produksi 42,1 juta ton baja per tahun dan berhasil meraup keuntungan lebih dari US$ 22 miliar.

Namun berbeda dengan Lohia yang memilih menjadi warga negara Indonesia. Mittal masih memegang kewarganegaraan India sampai sekarang. Terlepas dari apapun statusnya, Lakshmi Narayan Mittal nantinya menjadi CEO hingga 2021. Selama itu juga ia berhasil meraup untung triliunan rupiah dari bisnis yang beroperasi di Indonesia. Sekarang, PT. Ispat Indo dikelola oleh istrinya, Ushal Mittal.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
4 Strategi Bisnis Bebas Karbon, Perusahaan RI Ini Udah Lakuin Previous post 4 Strategi Bisnis Bebas Karbon, Perusahaan RI Ini Udah Lakuin
vivo X90S and iQOO 11S emerge in official photos Next post vivo X90S and iQOO 11S emerge in official photos