Orang Ini Cari Duit Buat Setor Kas Negara RI Baru Merdeka

Orang Ini Cari Duit Buat Setor Kas Negara RI Baru Merdeka

Read Time:2 Minute, 28 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 berlangsung sangat cepat dan tanpa rencana, termasuk soal perencanaan ekonomi. Saat proklamasi, kas negara yang kosong membuat Indonesia berdiri tanpa modal ekonomi jelas.

Dari sinilah para anak bangsa melakukan beragam cara agar roda perekonomian Indonesia kembali bergerak. Salah satunya dilakukan oleh Darwis Djamin, tentara Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Bagaimana ceritanya?

Darwis Djamin saat masa awal kemerdekaan adalah pimpinan IV ALRI yang bermarkas di Tegal, Jawa Tengah. Ketika itu Tegal adalah kota pelabuhan yang banyak disinggahi oleh kapal-kapal dagang yang berlayar dari atau ke Indonesia. Momen inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Darwis untuk berbisnis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai komandan tak sulit bagi Darwis mengumpulkan orang untuk membantunya merintis bisnis. Dia diketahui mengumpulkan rekan-rekannya sesama mantan anak pelayaran didikan Jepang. Lalu, setelahnya dia lantas merintis perusahaan dagang ekspor-impor dengan modal kapal bekas Jepang. 

Sebenarnya, bisa saja Darwis berdagang untuk kepentingan dirinya sendiri. Soalnya, meski saat itu sedang perang, bisnis apapun terutama pelayaran tetap memberikan untung. Namun, Darwis memilih berada di sisi Indonesia dan mengalihkan keuntungannya untuk dana perjuangan Republik. 

Menariknya, tak hanya melakukan perdagangan, dia juga diketahui menyelundupkan senjata untuk digunakan TNI. Rekan bisnisnya, Hasjim Ning, dalam Pasang Surut Pengusaha Pejuang (1986: 113-117), bersaksi pernah membantu Darwis menyelundupkan senjata dari luar negeri ke Tegal.

Upaya itu kemudian berdampak pada kesuksesan para militan Indonesia memukul mundur pasukan Belanda selama masa perang. Bahkan, dampak dari tindakan Darwis lebih dari itu. Pangkalan IV Tegal lantas menjadi simbol keberanian dalam melawan Belanda. Tempat itu berubah menjadi pusat penyelundupan semasa Perang Kemerdekaan (1945-1949).

Dalam riset dari UGM berjudul “Di Balik Layar Penyelundupan” (2022) oleh Lesta Alfatiana dan Ayur Wulandari, diketahui sepanjang perang Pangkalan IV ALRI Tegal telah mengumpulkan 100 ton gula yang hasil penjualannya digunakan untuk keperluan militer. Dari hasil itu pula, Pangkalan IV berkembang dan menjadi tempat kelahiran Korps Marinir.

Namun, karir Darwis sebagai Panglima IV ALRI Tegal hanya sebentar. Sebab, dia dipecat karena terbukti terlibat dalam Peristiwa 3 Juli 1946 yang dikenal sebagai percobaan kudeta oleh pihak oposisi terhadap Kabinet Sjahrir II. 

Harry A. Poeze dalam biografi Tan Malaka berjudul Tan Malaka Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia jilid 4 (2008) menuliskan lebih lengkap bahwa dia ditahan karena dianggap terlibat dalam kelompok Murba besutan Tan Malaka.

Setelah itu, nama Darwis pun meredup. Dia jadi rakyat biasa dan juga ikut bertempur melawan Belanda. Namun, namanya mulai terangkat kembali saat membuat perusahaan pelayaran di bulan November 1949.

Husni Lain dalam Mengenal Maritim Angkutan Laut (1988) menyebut, tepat di November 1949 dia punya ide untuk membuat perusahaan pelayaran dagang.  Perusahaan itu kemudian baru berdiri pada 18 Agustus 1950 dengan nama Djakarta Lloyd. Direktur utamanya adalah Darwis Djamin.

Dalam laman resminya tertulis, bermodalkan pinjaman Bank Negara Indonesia (BNI) perusahaan membeli kapal SS Djakarta Raya (bekas SS San Fransisco) dan SS Djatinegara (bekas SS Jenny). Perusahaan ini pada akhirnya sukses dan berkembang. Kini, Djakarta Llyold telah menjadi bagian BUMN Indonesia. 

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Samsung Galaxy Z Fold5 aces bend test Previous post Samsung Galaxy Z Fold5 aces bend test
OnePlus Ace 2 Pro confirmed to come with 24GB RAM Next post OnePlus Ace 2 Pro confirmed to come with 24GB RAM