
PTBA Berhasil Berdayakan Perempuan Kelola Tanaman Rosella
Jakarta, CNBC Indonesia– PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memberdayakan kelompok ibu rumah tangga yang mengolah rosella di kawasan Sentra Sentra Industri Bukit Asam (SIBA), Desa Lingga, Kabupaten Muara Enim. Mereka adalah perempuan yang mengelola Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Rosella.
Usaha ini berawal dari inisiatif Dian Afriana, seorang ibu rumah tangga dari Desa Pasar Tanjung Enim yang ingin menanam tanaman rosella. Dengan dukungan dari PTBA, Dian mengajak anggota PKK untuk mendirikan SIBA Rosella pada tahun 2019.
Saat ini ada sekitar 30 perempuan dari Desa Lingga, Keban Agung, dan Pasar Tanjung Enim yang telah mendapatkan pekerjaan baru dan menjadi ibu pengemudi SIBA Rosella.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Tahun 2019, SIBA Rosella sudah terbentuk. Kami mendapat hibah dari PTBA dengan mandat untuk mengembangkannya. Dari situ produk berkembang. SIBA Rosella anggota PKK, tapi tidak punya PKK,” kata Dian dalam keterangan resmi, Senin (17/4) /2023).
Ia menjelaskan, SIBA Rosella bermitra dengan petani untuk menerapkan sistem pertanian organik dalam proses penanaman dan perawatan tanaman rosella. Sedangkan PTBA memfasilitasi pelatihan pengolahan sampah organik menjadi kompos, sehingga mereka terpacu untuk membuat kompos secara mandiri dengan memanfaatkan limbah batang rosella yang telah dipanen.
Tidak hanya pendanaan, PTBA juga memberikan pendampingan dan penguatan dalam proses pemasaran. Sehingga produknya mampu mencapai skala nasional.
“Pemasaran kini telah dilakukan secara online melalui marketplace Shopee, Tokopedia, Platform Pasar Digital (PaDi), dan offline melalui Rumah BUMN Muara Enim, menjalin mitra dengan toko-toko di sekitar Sumsel dan Lampung serta keikutsertaan SIBA Rosella dalam pameran tingkat internasional. dan bazar event internasional di Moto GP Mandalika Experience 2022 yang digelar di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah,” tambah Dian.
Selain itu, PTBA juga memberikan pendampingan dan fasilitasi agar produk SIBA Rosella tersertifikasi. Mulai dari izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sertifikat merek, sertifikat halal, dan lain sebagainya.
“Sudah ada izin BPOM, sudah ada sertifikat halal, sekarang proses ISO juga sedang berjalan,” kata Dian.
Sedangkan kapasitas produksi teh rosella saat ini sekitar 100 kotak per hari. Dengan jumlah tersebut, total omset mencapai kurang lebih Rp 50-60 juta per bulan, tergantung permintaan dari konsumen.
“Kami (anggota SIBA Rosella) bagi hasil. Kadang sebulan sekali. Kalau cukup untuk produksi, (bagi hasil) dua bulan sekali,” kata Dian.
Melihat antusias para ibu-ibu penggerak SIBA Rosella, Dian optimistis bisnis ini bisa semakin berkembang. Bahkan ke depannya, ia mengaku akan membangun restoran dengan bahan dasar rosella.
“Impian besar kami adalah mengekspor rosella ke luar negeri,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Gila! Berkat BRILIANPRENEUR, UMKM ini bisa keliling dunia
(dpu/dpu)