
Rahasia Sukses Anak Prabowo Jadi Desainer Muda Ternama Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagai seorang pejabat negara, politisi dan calon presiden, segala hal tentang Prabowo Subianto Djojohadikusumo selalu menjadi sorotan. Salah satunya soal keluarga.
Prabowo diketahui sempat menikahi Siti Hediati Hariyadi alias Titiek, putri Presiden Soeharto, pada 1983. Pasangan itu memiliki seorang putra tunggal setahun setelahnya bernama Ragowo Hediprasetyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Belakangan, Ragowo dikenal juga sebagai Didit. Dia menjadi anak cukup beruntung karena berasal dari dua trah keluarga ternama Indonesia: keluarga Djojohadikusumo dan Soeharto.
Meski begitu, dia tidak seperti saudara-saudaranya dan memilih mengambil jalan hidup berbeda: tidak berpolitik dan menjalani bisnis keluarga. Hal ini membuatnya jarang jadi sorotan.
Pandangan sejumlah mata mulai tertuju ke Didit usai ia, beberapa kali terlihat menemani ayahnya dalam berbagai kegiatan. Karena itulah orang-orang mulai penasaran terhadap figurnya.
Didit rupanya mantap menjadi perancang busana, profesi pertama yang dijalani trah keluarga tersebut. Malah, berkat profesi itu, nama Didit harum di kancah mode internasional.
Bagaimana ceritanya?
Didit Hediprasetyo lahir di Jakarta, 22 Maret 1984. Semasa muda diketahui dia banyak menghabiskan waktu di Amerika Serikat (AS) dan Prancis.
Tak diketahui lebih lanjut aktivitasnya di dua negara tersebut. Namun, satu hal yang pasti dia sempat tercatat sebagai mahasiswa di Parsons School of Design di New York dan Paris sekitar tahun 2003.
Mengutip laman resmi universitas, Parsons School of Design adalah sekolah mode bergengsi di dunia yang berdiri sejak 1921. Tak sembarang orang bisa masuk ke sana. Hanya orang-orang pintar, dan tentu berduit, saja yang dapat bersekolah. Dan Didit salah satunya.
Dalam laman resmi pribadinya, selama kuliah Didit diketahui pernah meraih penghargaan Silver Thimble sebelum dinyatakan lulus dan meraih gelar sarjana seni rupa peminatan rancangan busana pada 2007. Setelah itu barulah dia pulang kampung ke Jakarta.
Dalam wawancara kepada Couture by Designaré (April 2012), cucu Soeharto ini bercerita tujuan dia ke Jakarta adalah untuk menyusun portofolio. “Saya pindah kembali ke Jakarta dengan rencana tinggal selama tiga bulan khusus untuk mengerjakan portofolio supaya bisa mendapat pekerjaan pertama,” katanya.
Beruntungnya, portofolio pertamanya itu digemari dan langsung dibeli oleh teman-temannya. Alhasil, dia akhirnya memutuskan tinggal lebih lama dari rencana.
Pada titik inilah, dia merasa percaya diri untuk membangun rumah mode sendiri, alih-alih bekerja di rumah desain lain. Hingga akhirnya, tibalah satu peristiwa yang mengubah hidupnya.
Pada suatu waktu, ada seorang kawan Didit yang bekerja sebagai humas salah satu rumah mode di Paris. Dia ingin memperkenalkanDidit ke perusahaan fesyen,Elie Saab.
Namun, itu urung dilakukan karena karenaDidit punya banyak portofolio bagus. Temannya itu malah menyarankannya tampil di Paris Couture Week 2010.
Foto: dok. Didit Hediprasetyo
Rancangan Didit Hediprasetyo
Awalnya Didit tidak percaya diri karena belum punya nama beken buat tampil di pameran mode bergengsi dunia itu. Namun, berkat dorongan kawan-kawannya, dia memberanikan diri tampil memamerkan 45 rancangan busananya.
Tak diduga, hasilnya positif. Pengunjung banyak menyukai desainnya. Sejak itulah dia selalu bersemangat mengikuti berbagai ajang pameran rancangan busana, sekaligus juga mantap menetap di Paris.
“Aku pikir para desainer Asia harus hadir secara internasional untuk membuktikan bahwa para desainer Asia dapat menciptakan fesyen gak hanya untuk orang Asia, tapi juga buat pelanggan global. Kalau aku cuma memamerkan karya di Indonesia saja, rasanya sulit,” katanya saat ditanya soal alasan menetap di Paris kepada Couture by Designaré.
Alhasil, tiap ada acara serupa di tiap musim, pasti ada Didit. Hingga akhirnya itu semua terbayar ketika dia sukses tampil di perhelatan mode terbesar di dunia: Paris Fashion Week.
Kehadirannya di acara itu menambah daftar panjang nama desainer Indonesia yang tampil di sana. Berkat itu pula mulai banyak orang datang kepadanya sebagai klien, termasuk berbagai publik figur seperti Anggun C. Sasmi, Dian Sastrowardoyo, dan sebagainya.
“Kalau aku konser di Eropa, sulit banget ketemu perancang Indonesia. Paling aku ketemu Didit Hediprasetyo karena kan dia tinggal di Paris. Aku biasa pakai baju rancangan dia sih,” tutur Anggun dikutip dari Perjalanan Musik dan Mimpi-Mimpi Anggun (2020)
Jika terhitung dari tahun 2010, maka kiprah Didit di dunia mode sudah lebih dari 10 tahun. Menariknya, dia justru tak ingin terlalu menganggap karirnya sebagai sesuatu yang serius.
Dalam wawancaranya kepada majalah Prestige (15 Desember 2020), dia mengakui kalau menjalani karirnya sangat serius maka akan mengganggu proses kreatif. Pasalnya, proses kreatif itulah yang membuatnya bahagia. Jika tertekan, maka akan berdampak buruk pada kesehatan mental dan kebugaran, serta membuat hasil akhirnya jelek.
“Aku mutusin kalau proses kreatif justru membuatku bahagia. Itu satu hal yang sangat membuatku menikmati hari-hari dan membuatku terus maju. Aku santai aja. Kalau aku mempertaruhkan itu terlalu serius, maka bakal menderita,” ungkapnya kepada Prestige.
Untuk mengejar proses kreatif itu, dia punya beragam cara. Dari mulai mencari inspirasi dari diskusi atau bahan bacaan, langsung membuat sketsa hingga langsung merombak kain.
Lebih lanjut, putra tunggal Prabowo itu menuturkan bahwa sebagai desainer penting untuk mengikuti kata hati dan menemukan kepuasan dalam diri sendiri. Dan yang terpenting janganlah berkarya untuk terus mencari validasi orang lain.
Berkat cara-cara itulah, Didit kini sukses meniti karir di ibukota mode dunia, Paris, dan bisa menjadi inspirasi orang lain.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Kunci ‘Sakti’ Sukses Orang Minang, Wajib Ditiru Banyak Orang!
(mfa/mfa)