Rahusna, Alumni ITB Penemu Mesin Pemilah Sampah Plastik

Rahusna, Alumni ITB Penemu Mesin Pemilah Sampah Plastik

Read Time:3 Minute, 12 Second

Jakarta, CNBC Indonesia – Sampai saat ini masalah sampah masih menjadi polemik di Indonesia. Apalagi dampak sampah terhadap lingkungan juga sangat besar.

Setiap daerah di Indonesia memiliki jumlah simpanan sampah organik dan anorganik yang sangat besar, bahkan ada yang mencapai jutaan ton.

Sepanjang tahun 2022, menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), tercatat ada 19 juta ton sampah per tahun yang dicatat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari 164 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Dengan persentase total pengurangan sampah sebesar 25,98% atau 5 juta ton per tahun dan pengelolaan sampah sebesar 50,83% atau 9,8 juta ton per tahun.

Dari pengelolaan sampah tersebut, sebanyak 76,81% atau 14,9 ton sampah per tahun telah dikelola, namun sampah yang tidak terkelola juga cukup banyak yaitu 23,19% atau 4,5 juta ton per tahun.

Selain itu, TPA di rata-rata kabupaten/kota di Indonesia sudah penuh bahkan terancam tutup, dengan sekitar 89% kabupaten/kota mengalami masalah krisis TPA.

Sampah plastik dan sampah rumah tangga merupakan salah satu penyumbang sampah yang cukup banyak, sehingga perlu adanya pengelolaan sampah dengan mesin pengolah sampah plastik atau mesin pengolah sampah rumah tangga.

Berawal dari penelitian bersama rekannya Albert Tan, lulusan Teknik Elektro ITB bernama Merakarno Rahusna Taruno menciptakan inovasi mesin pemilah sampah otomatis bernama Gibrik.

Prinsip kerja Gibrik adalah memisahkan secara otomatis semua jenis sampah segar yang masuk menjadi dua keluaran yaitu pulp organik dan sampah plastik di kedua sisi mesin.

Gibrik ini dapat membantu mempercepat penyortiran dan efektifitas hasil jauh lebih baik dibandingkan dengan penyortiran manual di TPS3R.
Selain itu Gibrik juga mampu memilah sampah dengan kapasitas 3 ton/jam dengan output yang cukup fantastis yaitu 98% organik murni sehingga bisa langsung dijadikan pakan maggot atau pupuk organik atau bisa juga dijadikan BBJP bahan bakar.

Sedangkan untuk mengurangi dampak sampah plastik, Gibrik membuat sampah plastik yang telah dipilah cukup kering dan bersih sehingga dapat diolah menjadi bahan bakar RDF atau bahkan menjadi bahan bangunan.

Saat ini, Gibrik merupakan mesin pengolah sampah di Indonesia yang telah tersebar dan digunakan lebih dari 50 unit di TPS3R di beberapa kabupaten di seluruh Indonesia.

Merakarno Rahusna yang saat ini menjabat sebagai direktur Waste to Wealth, perusahaan percontohan pengolahan sampah dari sumber ke nol sampai ke TPA, memiliki mimpi agar sampah di Indonesia khususnya di kabupaten/kota dapat diselesaikan dekat dengan sumbernya, dengan mengaktifkan TPS3R dan mengoptimalkannya dengan teknologi agar nantinya kabupaten meminimalkan jumlah sampah yang masuk ke TPA.

(Smiles Happy Non Governmental Community (KSM) yang kesejahteraannya meningkat di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan berkat adanya lapangan kerja di pengolahan sampah ini).

Selain itu, dapat meningkatkan sirkulasi ekonomi bagi warga sekitar yang ikut mengelola TPS3R sehingga memiliki tambahan pendapatan dan kegiatan dari pengelolaan sampah.

Waste To Wealth, perusahaan bentukan Merakarno ini secara khusus fokus mengembangkan teknologi pengolahan sampah dari hulu ke hilir mulai dari conveyor, mesin pemilah sampah, pengering sampah, hingga menjadi briket, mesin penghancur sampah dan pembuangan sampah lengkap untuk paket kabupaten yang ingin sampahnya mengalir. keluar tanpa TPA.

Anggaran yang harus disiapkan pemda juga tidak banyak, sekitar 400-500 juta cukup untuk satu TPS3R yang mampu mengolah hingga 30 ton sampah per hari untuk dua shift kerja, baik sampah organik maupun anorganik.

Inspirasi pengolahan sampah ini dari Kabupaten Banyumas yang berhasil menuntaskan sampah di kabupatennya tanpa TPA dengan mengaktifkan seluruh TPS3R dan mengoptimalkannya dengan teknologi. Bagi kabupaten yang ingin belajar tentang pengolahan sampah bisa mengunjungi Kabupaten Banyumas.

“Semoga kedepannya sistem Waste to Wealth dapat membantu semakin banyak daerah di seluruh Indonesia yang memiliki permasalahan sampah, dengan mengolah sampah dari hulu ke hilir,” kata Merakarno Rahusna.

“Kemudian tentunya dengan bantuan divisi R&D dari Waste to Wealth, kedepannya akan semakin banyak mesin-mesin yang mampu mendukung sistem pengelolaan sampah, yang dapat diterapkan dan mengatasi permasalahan sampah di setiap daerah dalam kondisi apapun.” Tutup itu.

[Gambas:Video CNBC]

(Mentari Puspadini/ayh)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bisnis Kopi Meluas, Kompetisi Barista dan Latte Artis Memanas Previous post Bisnis Kopi Meluas, Kompetisi Barista dan Latte Artis Memanas
Samsung Galaxy Watch6 and Watch6 Classic appear in colorful renders Next post Samsung Galaxy Watch6 and Watch6 Classic appear in colorful renders